"Inovasi pihak industri untuk ekspor ke manca negara dengan penemuan baru Cpo dan Pfad, tapi dalam negeri stok minyak goreng mulai langkah"
Ketua YLKI Sulut,Aldi GH Lumimgkewas (foto ist) |
IDNEWS.CO,MANADO- Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulawesi Utara, Aldi GH Lumingkewas meminta keseriusan Pemerintah untuk mengawasi Stok persediaan Minyak Goreng, yang belakangan ini mulai langkah dari pasaran.
Sebab Dirinya sering menjumpai dan bahkan dalam penulusuran belakangan ini sepertinnya mulai terjadi keterbatasan suplai minyak goreng disejumlah pasar swalayan,maupun ritel indomaret dan alfamart.
Saya sudah telusuri kebanyakan supermarket serta indomaret dan alfamart keberadaan minyak goreng hilang begitu saja. Bahkan ketika bertanya pihak karyawan tidak mengetahui kenapa terjadi hal demikian," kata Lumingkewas saat dimintai tanggapan, Minggu (6/3/2022) Siang tadi.
Ia menjelaskan kembali sesuai informasi pihak industri selaku pengelola minyak goreng lagi kosentrasi memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor ke luar. Sementara dalam negeri sendiri harus terjadi kelangkaan.
"Jadi pihak industri sementara mengelola suatu sistim lewat inovasi produk namanya
Crude Palm Oil (Cpo) Dan Palm Fatty Acid Destilate (Pfad). Dengan inovasi ini akan menghasilkan bensin nabati, green diesel, surfaktan untuk Oil Enhance Recovery, foaming agent untuk pemadam kebakaran, emulsifier MDAG untuk ingredient pangan dan komponen aktif parfum (civeton) dan feromonas," tuturnya.
Bahkan lebih lanjut Dia menjelaskan kembali, dari hasil samping pengolahan CPO berupa PFAD telah dapat diolah menjadi Calsium fat untuk pangan ruminansia, vitamen E dan magnesium stearat untuk farmasi, stabilizer pada thermal pipa PVC dan aditif untuk Bioplastik.
" Salah satu penyebab kelangkaan minyak goreng karena ekspotir CPO lebih tertarik mengekspor, sebab harga Crude Palm Oil ( CPO ) di Internasional sangat tinggi jadi pemerintah harus tegas memproteksi import bahan mentah CPO, dan sekarang pemerintah Pusat melalui Depperindag sudah maksimalkan kontrol terhadap eksport sehingga bisa memenuhi permintaan pasar dalm negeri," tandasnya.
Seraya menambahkan, akan tetapi ada indikasi masih terhambat dengan adanya spekulan penampung minyak goreng, dan kepanikan masyarakat sehingga harga jual minyak goreng ini masih tinggi dan harus diawasi terus oleh instansi terkait di daerah oleh Disperindag setempat.
" Sampai saat ini pantauan kami harga minyak goreng masih tinggi, apalagi beredar di warung itu kwalitas minyak goreng curah saja masih berkisar Rp.19.000 per liter," tutup Lumingkewas. (Yudi barik)