IDNEWS.CO, MANADO - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi (Barikade) 98, Benny Rhamdani (Brani) menegaskan sebagaimana melekat jati diri bangsa, maka Barikade 98 tetap konsisten berada di garis terdepan dalam mengawal demokrasi dan menjaga NKRI.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi (Barikade) 98, |
Penegasan ini disampaikan Rhamdani saat melantik jajaran pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Barikade 98 Sulawesi Utara (Sulut) berlangsung di Cafe New Regal kawasan Megamas Manado, Sulut, Jumat (17/12/21).
Ketua DPW Barikade Sulut, |
Turut hadir di acara pelantikan DPW Barikade 98 Sulut diantaranya, Kepala Kesbangpol Provinsi Sulawesi Utara, Ferry Sangiang, Stafsus Gubernur Sulawesi Utara, Olden Kansil, yang juga Aktivis 98. Sejumlah eksponen Aktivis 98 lainnya yang masuk dalam struktur DPW Barikade Sulawesi Utara adalah Amato Assegaf, Irvan Basri, Apridon Zaini, Jim Robert Tindi, dan sejumlah jebolan juga pendiri PRD Sulawesi Utara, aktivis kawakan Sulawesi Utara lainnya.
Rhamdani dalam sambutannya, dengan lantang menyerukan Barikade 98 Sulawesi Utara (Sulut) harus solid, siap melawan kelompok anti Pancasila.
Dia juga mengingatkan agar lahirnya ancaman seperti eksistensi nasionalisme di adu domba dengan isu agama, bertopeng àgama.
Rhamdani juga menabuh genderang perang atas tumbuh kembangnya watak otoritarianisme yang membuat demokrasi menjadi seperti tersandera.
"Kelompok-kelompok penebar intoleransi muncul dimana-mana. Teriak revolusi akhlak, harusnya akhlak mereka yang direvolusi, diperbaiki. Jangan sampai ada paham yang mendisintegrasikan persatuan tumbuh di negeri ini," ujar Brani sapaan akran mantan anggota DPD RI.
Aktivis yang dikenal nasionalis itu mengatakan kerja-kerja Jokowi yang berpihak pada masyarakat telah dilaksanakan secara terukur. Menurutnya Barikade 98 tidak tinggal diam dengan gerakan adanya ideologi tandingan yang bertujuan melemahkan Pancasila.
"Perlu diketahui, kepemimpinan Pak Presiden Jokowi sangat terukur diwujudkan dalam kebijakan nyata. Berpihak pada masyarakat, tidak memelihara watak orde baru yang menindas hak-hak masyarakat sipil. Bagi kami, Jokowi benar-benar mencerminkan spirit dan semangat dari cita-cita reformasi," ujar jebolan Ketua Umum PII Cabang Manado.
Rhamdani menambahkan, pentingnya perlawanan terhadap sisa-sisa orde baru yang masih menjadi penyakit sosial. Pemerintah yang tengah bekerja serius melakukan pembangunan malah dicecar dengan fitnah kejam dan adu domba dari kelompok pembenci.
"Bahaya laten orde baru harus dilawan. Begitu pula lahirnya kelompok pembenci. Ideologi kebencian wajib dilawan, kita melawan narasi dengan kontra narasi. Melawan praktek politik anti Pancasila dengan membuat edukasi mencintai Pancasila. Kita haramkan, dan lawan siapapun di negara ini yang gencar menggerogoti Pancasila," tegasnya.
Politisi vokal menekankan, cara Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi 98 berkomitmen akan tetap mengawal dan mengisi kemerdekaan.
Lanjutnya, empat hal penting menjadi musuh Barikade 98, diantaranya melawan kelompok proxy dari black market ideologi, seperti HTI dan kaum ekstremisme dan terorisme pengadu domba atas nama Agama. Kemudian, Keluarga Cendana. Pengusaha hitam kroni cendana, mafia ekonomi nasional, dan yang terakhir adalah kelompok Oligarki Orde Baru.
"Ayo wujudkan cita-cita nasional kemerdekaan Republik Indonesia," tandas Rhamdani.
Menjawab pertanyaan wartawan terkait posisi Erick Thohir di Barikade 98, Benny memberikan penjelasan. Benny optimis bahwa kehadiran Erick menerjemahkan perintah Presiden Jokowi, menjadi visi yang sama seperti diperjuangkan Barikade 98.
"Kepemimpinan pak Jokowi sudah teruji, menjadi sumber inspirasi. Pemimpin yang berani dan tegas memihak rakyat kecil. Keberpihakan itu diikuti Erick Thohir, Menteri BUMN yang juga Dewan Pembina Barikade 98. Terpotret jelas dalam perjuangan mewujudkan narasi Merdeka untuk Berdaulat yang dilakukan Erick. Kedua model kepemimpinan yang sangat layak dicontoh rakyat Indonesia," tambahnya. (*TENE)