Iklan

Iklan

Sempat Mencatut Nama Kabalai BWSS l Saat Normalisasi Sungai Bailang-Mahawu, Ini Penjelasannya

WAHYUDI BARIK
02 Maret, 2023, 13:45 WIB Last Updated 2023-03-02T05:45:30Z
Kabalai BWS Sulawesi l, lr. I Komang Sudana tandaskan," Saya tidak pernah melontarkan kalimat mengenai penetapan program normalisasi anak sungai Mahawu dan Bailang,".

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi l, lr. l Komang Sudana, (foto istimewa)

IDNEWS.CO, MANADO,- Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS)l, lr. l Komang Sudana mendaskan bahwa pihaknya tidak pernah melontarkan kalimat mengenai penetapan program kegiatan Normalisasi Anak Sungai Mahawu dan Bailang.

Apalagi sampai harus menyebut besaran ukuran pelebaran hingga menjadi polemik Warga Mahawu serta Bailang. Sebab menurutnya BWSS sendiri masih dalam taraf kajian hingga menunggu keputusan dari Pusat.

" Keberadaan anak sungai itu dari Kami masih dalam taraf kajian termasuk teknis serta penganggaran. Sementara ada statmen salah satu warga menyebut Saya selaku Kepala Balai sudah ketemu bahkan berdialog dengan masyarakat itu tidak benar," tandas Sudjana, saat Wartawan mewancarainya beberapa Waktu lalu.

Dirinya juga menjekaskan kembali bahwa sejak kejadian banjir waktu tanggal 27 Januari 2023 hingga meluapnya sungai Bailang dan Mahawu kala itu, Pihaknya sementara berada di Bendungan Kuwil untuk mengoperasikan agar masyarakat bisa aman serta nyaman, serta tidak berdampak bagi keberadaan warga disana.

Sementara rekan-rekan dari BWSS sedang memberikan bantuan perahu karet untuk mengevakuasi warga terisolir, Esoknya Direktur Sungai Pantai hadir langsung menuju ke wilayah Mahawu serta Bailang.

" Direktur langsung mengamati sekaligus melihat lebih dalam lagi tentang kondisinya, hasilnya belum dilakukan kajian mendalam sebagai upaya pengendalian banjir di kedua sungai itu. Jadi pada dasarnya Saya belum pernah ketemu denga n masyarakat termasuk Ketua BTM," jelasnya.

" Mengenai kondisi sungai itu dengan kejadian kemarin debit air begitu tinggi 300 mili meter per hari, Balai Sungai sekarang masih dalam taraf pengkajian dulu biar jelas berapa debit air disana. Sehingga Kita bisa merencanakan berapa kebutuhan badan sungai, bangunan pengendali banjir, lebarnya berapa, sampai pada pekerjaan itu butuh perencanaan tersendiri," tambah Sudana.

Lebih jauh Sudana juga mengatakan, Namun kemudian Wali Kota Manado langsung mengambil kebijakan tersendiri yakni masyarakat harus ada pengamanan dulu, agar terhindar dari banjir berikutnya sebab iklim ke depan kita tidak tau bersama nantinya.

" Upaya Wali Kota sekarang ialah melakukan pelebaran dulu sehingga besaran dari anak sungai itu bisa diketahui. Makanya ada penertiban termasuk pembongkaran sepanjang pinggiran sungai ini merupakan upaya terpenting, sementara mereka kena dampak pembokaran pemerintah sudah menyediakan hunian di relokasi pandu," tuturnya.

Seraya juga menambahkan sementara Pak Gubernur Sulut akan menyurat ke Kementerian PUPR dalam upaya melakukan pengamanan terhadap sungai Bailang dan Mahawu agar tidak terjadi dampak banjir berikutnya. Sebagai contoh sungai Tondano Tikala dan Sario itu bervariasi kebutuhannya sekitar 20 sampai 40 meter persegi designtnya itu sudah dilakukan.

" Sementara Bailang Mahawu itu sementara berproses itu kalau kajian sudah jelas dihitung ulang kebutuhan menampung banjir, pada hitungan kala ulang namanya Ki 25 atau 50 tahun nanti ketahuan berapanya," tutupnya. (Yudi Barik)




Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Sempat Mencatut Nama Kabalai BWSS l Saat Normalisasi Sungai Bailang-Mahawu, Ini Penjelasannya

Terkini

Topik Populer

Iklan