Kakan Kemenag Manado, Hj.Rogaya Udin, MPd katakan," Saya berharap dengan adanya tenaga penyuluh Agama Non PNS di lapangan fungsinya mengingatkan terus pada warga mengenai pentingnya moderasi beragama,".
IDNEWS.CO, MANADO,- Moderasi Beragama merupakan suatu kemajuan atau Perubahan Masyarakat, dalam Bidang Keagamaan dan Kepercayaan menjadi Toleran antar sesama Suku, Ras, tapi tidak mengabaikan nilai Religius.
Tujuh Program unggulan Kementerian Agama salah satunya program moderasi beragama. Ini menjadi keseriusan bagi Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumaa.
Sementara itu Kepala Kemenag Kota Manado, Hj.Rogaya Udin, MPd mengatakan bahwa dari dulu Sulawesi Utara sangat terkenal baik pusat maupun daerah, mengenai konsep toleransi antar ummat beragama sehingga tidak asing lagi.
" Kita ini hidup dalam komunitas heterogen makanya perbedaan bukan menjadi satu hal baru, apalagi kota manado sendiri beragam suku, agama, ras, serta adat istiadat membaur menjadi satu kumpulan dalam bingkai" Torang Samua Ciptaan Tuhan", kata Rogaya, saat wartawan mewancarainya, Jumat (3/2/2023) Siang tadi.
Makanya kata Dia lagi, prinsip menghargai satu sama lain serta saling menghargai sudah tertanam dari dulu kala. Popularitas penduduk manado terus bertambah dengan beragam keyakinan, kepercayaan, bahkan proses kawin main agama satu lainnya menjadikan daerah ini lebih kuat berkehidupan.
" Kami kan bukan dalam komunitas homogen lagi artinya peradaban dalam beragama lebih maju selangkah lagi, tidak terkungkung pada sikap fanatisme semata. Keberagaman hal biasa tapi harus saling menghargai perlu dijaga," ucapnya.
" Satu contoh Islam adalah Rahmatan Lil Alamin tapi kita tidak boleh menutup mata bagi agama lainnya, jangan mengklaim bahwa islam paling benar. Makanya Saya selaku kakan kemenag manado terus lakukan sosialisasi mengenai program moderasi beragama, tidak boleh lengah dan befikir terus dengan hidup heterogen jangan demikian," tambahnya.
Seraya menambahkan lagi ke depan mengenai generasi mendatang akan timbul sikap cuek terhadap model seperti ini. Sebab kemenag sendiri pernah menjalankan quisioner menguji pola pikir masyarakat tentang bentuk keberagaman hasilnya seperti itu.
" Sehingga Saya berharap dengan adanya tenaga penyuluh agama non pns di lapangan fungsinya mengingatkan terus pada warga mengenai pentingnya moderasi beragama. Waktu menjelang natal tahun lalu 16 gereja kami kampanyekan itu sekaligus memantau agar berjalan dengan baik," tutup Rogaya.
(Yudi Barik)