IDNews.co, BOLTIM - Sekretaris Daerah (Sekda) Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Ir. J. Sonny Warokka, pH.D, mewakili Bupati Sam Sachrul Mamonto MSi melakukan pencanangan 'Bulan Gerakan Deteksi Dini' Penyakit Tidak Menular (PMT).
Pencanangan ini dipusatkan di lapangan Gogayuman, Tutuyan, Jumat (10/06/22) dihadiri seluruh pejabat serta ASN Pemkab Boltim.
Dirangkaikan dengan Gerakan masyarakat hidup sehat (Germani), sekaligus olahraga bersama yang diawali dengan jalan sehat dimulai pukul 05.30 Wita, dilanjutkan dengan Sumba, serta pemeriksaan kesehatan gratis.
Kadis Kesehatan Boltim, dr Saifudin Gobel SKM M.kes menerangkan setiap tahun pada tanggal 17 Mei, masyarakat dunia memperingati Hari Hipertensi Sedunia.
Dimana tahun 2022 ini, Hari Hipertensi Sedunia mengusung tema “Measure Your Blood Pressure Accurately, Control It, Live Longer” yang dikelola oleh World Hypertension League (WHL).
Demikian perlu menggunggah kesadaran masyarakat pentingnya menjaga tekanan darah serta faktor risiko hipertensi secara efektif dan berkesinambungan agar mewujudkan hidup sehat.
"Indonesia mengadopsi tema global, Cegah dan Kendalikan Hipertensi dengan Tepat untuk Hidup Sehat Lebih Lama," ujar dr Saifudin Gobel.
Sementara Sekda Boltim, Ir J. Sonny Warokka, pH.D, dalam membacakan sambutan bupati, mengingatkan mesyarakat pentingnya pola hidup sehat. Sebab dengan tubuh yang sehat berbagai aktivitas kerja akan berlangsung dengan lancar.
Menindak lanjuti surat edaran Kemendagri perihal Pencanangan Bulan Gerakan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (PMT).
Bertepatan di hari Hipertensi Sedunia sebagaimana dengan tema 'Measure Your Blood Pressure Accurately, Control It, Live Longer' sebut Sekda bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga.
"Gerakan deteksi dini, artinya kita rutin mengukur tekanan darah minimal satu bulan sekali secara mandiri atau mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan," lanjut Sekda.
"Demi kelancaran peningkatan pelayanan kesehatan, perlu ditunjang dengan sarana dan fasilitas medis yang memadai. Halnya, Hiperetnsi sebagai salah satu penyakit yang selalu berada pada 10 besar penyakit terbanyak dunia, kita harus semakin waspada akan bahaya yang timbul sebagai komplikasi dari penyakit tersebut," tegas Warokka. (*/marpol)